![](file:///C:/Users/UNBK-5/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![](file:///C:/Users/UNBK-5/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif)
TEKNIK
KOMPUTER DAN JARINGAN (TKJ)
“TROUBLESHOOTING
MOTHERBOARD”
SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN (SMK)
SMK
KH. GHALIB PRINGSEWU
![](file:///C:/Users/UNBK-5/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.gif)
KELOMPOK
3
NAMA KELOMPOK : 1. AJENG WULANDARI
2.
ARISKA MEILAN SARI
3.
INDAH LESTARI
4.
RIZKY LUDIANA SAPUTRI
5.
SEFFIA RAGITA
DAFTAR
ISI
A.
Troubleshooting motherboard............................................................................
1.
Pengertian motherboard...................................................................................
2. Fungsi motherboard...........................................................................................
3. Langkah-langkah troubleshooting
motherboard....................................
Ø Perbaikan
atau penggantian......................................................................
Ø Pemeriksaan
awal...........................................................................................
Ø Sistem
tidak bekerja setelah penggantian prosesor............................
Ø Sistem
tidak bekerja ssetelah modul memory DDR.............................
Ø Sistem
tidak bekerja meski semua power sudah terpasang.............
Ø Sistem
tiba-tiba hang ketika di overclock.............................................
Ø Sistem
tidak bekerja disebabkan hardisk tidak terdeteksi................
Ø Sistem
tidak bbekerja ketika kabel fan CPU tidak dipasang............
Ø Sistem
tidak bekerja ketika primary graphic adapter diganti........
A. TROUBLESHOOTING
MOTHRBOARD
1. Motherboard adalah papan sirkuit berupa pcb yang memiliki
berbagai komponen elektronik yang saling terhubung dimana cara kerjanya
mengatur hal teknis seputar BIOS (Basic Input Output System), Chipset (pengatur
koneksi input-output), RAM (memori penyimpanan data sementara), VGA card
(memori penyimpan data grafis), prosesor & Additional card (PCI, ISA).
2. Fungsi dari motherboard adalah menghubungkan seluruh komponen penyusun sebuah komputer , artinya mobo di sini mengemban tugas untuk menghubungkan bahasa kode antar perangkat keras agar dapat disinergikan menjadi sebuah aktivitas kerja perangkat komputer. Dilihat dari pengertian motherboard dan fungsi nya maka tak salah bila mobo ni disebut sebagai perangkat keras yang paling utama dalam sebuah komputer.
Pada komputer generasi awal, komponen seperti
prosesor dan Ram langsung dilekatkan pada motherboard tanpa bisa diganti-ganti
atau ditambah lagi. Model semcam ini dinamakan backplane. Desain baru yang
bersifat modular memungkinkan penggantian beberapa komponen yang melekat pada
motherboard secara mudah, sekaligus memberikan keleluasaan tersedianya
peluang-peluang peningkatan teknologi PC itu sendiri.
Namun, kemudahan senantiasa mengandeng resiko.
Begitu pula dengan motherboard. Sejak motherboard dijadikan “sasaran tembak”
utama untuk menghasilkan PC yang optimal, kita dihadapkan pada
keruwetan-keruwetan yang semakin besar. Mari tunjuk beberapa contoh.
Peningkatan kebutuhan prosesor yang bertenaga membuat desain motherboard harus
mengikuti tuntutan perkembangan prosesor. Kebutuhan akan transfer data yang
lebih cepat membutuhkan desain motherboard terus berubah.
Perkembangan-perkembangn terbaru seperti teknologi Fire Ware, USB 2.0, RAID
System, Smart Card, Secure Digital, wireless, semuanya berkumpul pada lahan
yang sama : motherboard.
Meski untuk saat ini belum semua teknologi
tersebut populer, namun untuk memberi daya tarik suatu produk motherboard para
produsen pun tak kurang akal. Mereka beramai-ramai menyediakan ruang upgrade
itu, tanpa harus menyertakannya ketika ia diproduksi secara massal, untuk tetap
membuatnya tetap ekonomis.
Banyaknya chipset pada motherboard yang
menjadi tolak ukur dukungan teknis juga kian membuat para pengguna dipusingkan
untuk memilih mana yang terbaik. Belum lagi selesai dengan masalah yang satu
ini, kita juga dihadapkan dengan berbagai kekhawatiran, bagaimana mengatasi
persoalan bilaman terjadi motherboard sebagai jantung PC, masalah sedikit saja
bisa membuat PC ngadat.
Justru dengan banyaknya pilihan tersebut, kunci pertama supaya
kita tetap tidak tersesat delam belantara adalah memahami seni arsitektur
mother board, dan membekali diri dengan kemampuan praktis yang mumpuni.
3. Berikut ini langkah-langkah Troubleshooting Motherboard :
v Perbaikan atau Penggantian
Keputusan untuk mereparasi sangat ditentukan
oleh tingkat kerusakan yang terjadi pada sebuah motherboard. Sementara, langkah
penggantian sangat tergantung oleh tingkat daya dukung teknologi motherboard
ataupun kemampuan ekonomi Anda dalam membelanjakan barang-barang komputer. Misalahnya
adalah bagaimana seandainya motherboard itu masih terhitung baru, sementara
kita tidak mampu mendeteksi kerusakan atau menentukan jalan keluarnya ? ikuti
dulu langkah kedua sebelum memutuskan untuk membeli yang baru.
v Pemeriksaan Awal
·
Periksa semua komponen yang melekat. Ini penting untuk
memdeteksi, apakah pemasangan prosesor, RAM, VGA Card sudah benar atau belum.
Juga untuk memastikan bahwa secara fisik IC-IC di dalam motherboard tidak
mengalami kerusakan atau terlepas.
·
Periksa sumber listrik yang masuk melalui power suplay. Untuk memastikannya,
periksa dulu suplai listrik dari jala listrik, lalu periksalah output listrik
pada kabel-kabel power suplay dengan menggunakan multimeter.
·
Pastikan bahwa output tiap kabel sudah sesuai dengan yang
direkomendasikan pada buku manual.
·
Periksa, adakah barang-barang asing yang menggangu jalur
motherboard. Kabel, sekrup, kotoran, juga debu bisa mempengaruhi nafas
kehidupan motherboard. Gangguan semacam ini, selain membuat lalu lintas data
terganggu, bila posisinya strategis bisa menimbulkan hubungan pendek alias
konslet.
·
Periksa jumper-jumper, DIP switch, atau pin-pin pengatur setiap
fitur dengan teliti dan benar. Pastikan bahwa Anda mengacu pada buku manual
jangan menggunakan ilmu hafalan. Setting yang salah bisa membuat motherboard
Anda tak mau hidup.
·
Periksa bagian-bagian motherboard yang melekat pada casing.
Hubungan pendek akibat penguncian tanpa isolator antara casing, sekrup pengunci
dengan motherboard akan membuat listrik terhenti setiap kali tombol power
ditekan.
v Sistem tidak bekerja Setelah
penggantian prosesor
Kejadian ini amat sering terjadi ketika Anda
hendak melakukan upgrade atau downgrade dengan menggunakan prosesor yang
memiliki front side bus yang berbeda. Misalnya ketika Pentium Anda ber-FSB 533
MHz Anda ganti dengan yang ber-FSB 400 MHz, sementara BIOS Anda masih
men-setting sistem bekerja pada FSB 533 MHZ.
Agar sistem mau bekerja kembali, ada dua cara
yang bisa ditempuh. Cara pertama adalah masuk ke sistem BIOS dan menganti FSB
yang dipakai dari 133 MHZ manjadi 100 MHz. Ini dengan catatan kalau sistem
motherboard dan prosesor Anda masih bisa mentolerir penggunaan FSB yang jauh
lebih tinggi dibanding yang dipakai.
Cara lain adalah melakukan clear CMOS. Apabila
langkah ini sudah dilakukan. Masuklah ke menu BIOS Anda dan pastikan FSB yang
dipakai sudah sesuai dengan FSB yang bekerja pada prosesor Anda. Langkah ini
dijamin manjur untuk mengatasi masalah yang semacam ini.
v
Sistem tidak bekerja Setelah penggantian modul memori DDR
Ada beberapa kemungkinan maslah yang mungkin jadi penyebab mangapa masalah semacam ini terjadi. Pertama adalah kompatibilitas motherboard yang dipakai terhadap memori baru yang dipasang. Penyebabnya ada dua, yaitu masalah chip memori yang digunakan atau maslah tipe memori yang dipakai. Beberapa motherboard mensyaratkan secar tegas jenis chip yangh dipakai. Apabila tidak sesuai, motherboard tidak akan mendeteksi adanya memori yang berakibat pada tidak bekerjanya sistem. Sementara beberapa motherboard juga tidak mau dipsangi memori tipe single side atau double side.
Sekali lagi ini masalah kompatibilitas
motherboard terhadap memori yang dipasang. Apabila masalahnya adalah chip
memori, update BIOS terkadang bisa jadi salah satu pemecahan jitu.
Kemungkinan kedua adalah tipe memori yang
dipasang memiliki CAS latency yang lebih rendah ketimbang CAS latency memori
sebelumnya, sementara pada BIOS latency masih di-setting pada CAS-2. cara
satu-satunya adalah dengan melakukan reset atau clear BIOS. Setelah itu
masuklah pada menu BIOS yang mengatur latency yang bekerja pada memori dan ubah
sesuai dengan kemampuan memorinya. Yang paling aman adalah dengan mengubah
latency yang bekerja pada CL-2,5.
v Sistem tidak bekerja meski
semua power sudah terpasang
Bisa jadi masalah ini muncul lantaran beberapa
penyebab. Pertama periksa apakah ada aliran listrik yang masuk pada
motherboard. Ini penting untuk memastikan adakah aliran listrik yang mengalir
pada motherboard. Pada sebagian besar motherboard, indikasi adanya arus listrik
yang mengalir ini ditandai dengan lampu LED yang menyala. Kalau lampu ini tidak
menyala, bisa dipastikan tidak ada arus listrik yang mengalir.
Kedua, kemungkinan power suplay yang tidak
terlalu bagus alias tidak memiliki tenaga yang sesuai. Cara satu-satunya adalah
menganti power suplay yang Anda punya dengan yang lebih bagus.
Penyebab ketiga yang mungkin adalah tidak
terpasangnya kartu grafis dengan benar. Ini memang biasa terjadi kalau Anda
sembrono memasang kartu grafis add on. Untuk mengatasinya, Anda bisa
memperbaiki posisi pemasangan. Usahakan agar posisinya tegak lurus terhadap
motherboard.
Penyebab keempat yang sering tidak terbayang adalah rusaknya tombol power atau koneksinya yang menghubungkan front panel dengan tombol power pada casing depan. Ini menyebabkan Anda tidak dapat menyalakan sistem meski semua terpasang dengan benar.
v Sistem tiba-tiba hang ketika di
overclock
Ada beberapa penyebab untuk masalah ini.
Penyebab pertama ada pada beberapa komponen yang membutuhkan frekuensi kerja
yang lebih tinggi. Ini misalnya terjadi untuk AGP ataupun PCI yang terpasang.
Untuk melakukan ini, Anda bisa masuk ke BIOS dan menaikkan frekuensi kerjanya.
Ini pun dengan catatan apabila motherboard yang Anda pakai memang mendukung.
Penyebab kedua adalah kurangnya tegangan yang
dipakai. Untuk itu, Anda juga bisa masuk ke menu BIOS dan melakukan penaikan
tegangan, baik pada prosesor atau memori. Tapi cara ini riskan kaerena sangat
tergantung pada kemampuan dan daya tahan motherboard, prosesor, memori, ataupun
kartu grafis yang dipasang. Ini kareena kenaikan tegangan akan mempengaruhi
kerja dari beberapa periferal yang terpasang.
v Sistem tidak bekerja disebabkan
hardisk tidak terdeteksi
Masalah ini sering sekali muncul pada beberapa motherboard.
Kesalahan sendiri terjadi bukan pada motherboard-nya, tetapi pada kabel data
yang Anda gunakan. Kesalah ini biasanya muncul karena Anda menggunakan port
secondary dan bukan port primary meskipun Anda tidak menggunakannya buat CD-ROM
atau drive lain.
Pada beberapa sistem, motherboard tidak akan
mendeteksi lantaran penggunaan kabel data semacam ini. Solusi yang bisa
dilakukan adalah menggunakan port utama pada kabel IDE untuk hardisk sementar
secondary untuk CD-ROM drive atau yang lain.
v Sistem tidak bekerja ketika
kabel fan CPU tidak dipasang
Ini biasa terjadi pada beberapa motherboard yang memiliki
tingkat keamanan yang cukup bak. Pada mother board yang demikian, sistem tidak
akan mau bekerja kalau kabel fan tidak terpasang pada pin yang sesuai yaitu pun
CPU fan. Ini dimaksudkan untuk menjamin agar fan bekerja untuk melindungi
prosesor dari panas berlebihan.
Nah, kalau Anda tidak memasang kabel fan pada
pin power fan, atau bahkan tidak memasang pada salah satu pin, otomatis sistem
tidak akan bekerja. Langkah satu-satunya yang diambil adalah memasang kabel fan
CPU pada pin yang sesuai.
v Ketika booting sistem nyatakan
disk fail
Masalah ini muncul kalau Anda tidak memiliki
floppy drive sementara pada BIOS fitur ini masih difungsikan. Cara satu-satunya
adalah masuk ke menu BIOS dan matikan fitur yang satuini.
v Sistem tidak bekerja ketika
primary graphic adapter diganti
Ini biasa terjadi pada motherboard yang
memiliki fitur VGA onboard. Ketika akan diganti dengan kartu grafis add on,
baik yang berebasis PCI ataupun AGP. Ketika setting yang dipasang tidak sesuai
dengan kondisi nyata, sistem tidak akan mampu melakukan booting. Satu-satunya
langkah yang bisa diambil adalah dengan melakukan clear CMOS atau bahkan
mencabut baterai CMOS kalau jumper untuk melakukan clear CMOS tidak ada.
Ini untuk memaksa motherboard kembali pada posisi default.
Setelah booting dapat dilakukan, masuk pada menu BIOS dan ubah setting primary
graphic adapter sesuai dengan jenis kartu grafis yang dipasang. Apabila Anda
memasang kartu grafis berbasis AGP, setting fitur ini pada AGP add on.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar